Dari Petani Menjadi Guru Besar: Kisah Inspiratif Sarkadi

Sarkadi, dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), membuktikan bahwa latar belakang keluarga tidak menentukan kesuksesan seseorang. Meskipun berasal dari keluarga petani, Sarkadi berhasil meraih gelar Guru Besar/Profesor dalam bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran PPKn. Pengangkatan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 120368/MPK/KP/2020, pada 1 Desember 2020.

Karir Sarkadi sebagai dosen telah berlangsung lebih dari 30 tahun. Selama itu, ia memiliki pengalaman yang luas dalam bidang pendidikan. Sarkadi pernah menjadi konsultan di Kemdikbud, Subdit Penghargaan dan Perlindungan Guru, dan menjadi narasumber nasional kurikulum 2013. Ia juga telah menginjakkan kaki di seluruh provinsi di Indonesia dan bahkan menjadi salah satu narasumber nasional kurikulum 2013 yang terpilih memberikan pelatihan di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di Myanmar.

Sarkadi percaya bahwa kerja keras dan komitmen adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Ia berkomitmen untuk terus berbagi dengan orang-orang di sekitarnya yang membutuhkannya. "Insyaallah itu sudah menjadi komitmen hidup Saya untuk selalu berbagi dengan orang-orang disekitarnya yang membutuhkannya," ungkap Sarkadi dinukil dari laman resmi UNJ.

Kisah Sarkadi menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras dan komitmen, seseorang dapat mencapai kesuksesan dan meraih gelar yang tinggi.

Sarkadi juga percaya, jabatan atau kedudukan adalah amanah yang harus dijalankan dalam hidupnya. Ia berkomitmen untuk terus membahagiakan orang tuanya, keluarga, saudara, dan orang-orang yang membutuhkannya.

Kisah inspiratif Sarkadi ini dapat menjadi motivasi bagi banyak orang untuk terus berjuang dan tidak menyerah dalam mencapai cita-cita. Dengan kerja keras dan komitmen, seseorang dapat mencapai kesuksesan dan meraih gelar yang tinggi, meskipun berasal dari latar belakang yang sederhana.

Foto: Dok. UNJ